Surabaya, Tombak Berita.online
Berbeda dengan pecel Blitar dan Madiun, di Surabaya ada pecel semanggi yang khas. Guyuran sambalnya manis dan disajikan bersama kerupuk uli yang renyah gurih.
Pecel semanggi merupakan salah satu pecel khas Surabaya. Pecel ini unik karena memakai daun semanggi kukus dan sambal atau bumbu semanggi.
Pada 2022, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menetapkan pecel semanggi sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Jawa Timur. Pecel semanggi masuk kategori keterampilan dan kemahiran kerajinan dengan nomor registrasi 2012002369.
Dilansir dari situs resmi Pemerintah Kota Surabaya, pecel semanggi berasal dari Desa Kendung, Kecamatan Benowo. Kampung tersebut dikenal dengan sebutan Semanggi karena banyak tanaman semanggi di sana. Warga kampung mengolah tanaman tersebut menjadi semanggi Suroboyo.
Adapun pecel semanggi biasanya dijual oleh seorang wanita yang mengenakan selendang atau jarit dengan gendongan wakul atau keranjang yang ditenteng. Penjual semanggi berjalan kaki dan mengelilingi sejumlah kampung di kota Surabaya.
Seporsi pecel semanggi terdiri dari daun semanggi, tauge atau kecambah, dan kangkung yang dihidangkan beralas daun pisang. Lalu diberi bumbu berbahan ketela, yang juga dilengkapi sambal.
Sambal pecel semanggi memiliki cita rasa yang berbeda dibanding jenis sambal pecel lainnya. Cita rasa sambal pecel semanggi cenderung lebih manis. Semanggi pun disajikan bersama kerupuk uli dari beras.
Dari segi nutrisi, daun semanggi punya sejumlah manfaat sehat. Daun semanggi mengandung fitoestrogen yang mampu mencegah osteoporosis. Selain itu juga dipercaya untuk mencegah diare hingga hepatitis. Sebagai obat, daun semanggi dihaluskan dan diminum sebagai jamu atau dibuat kapsul.
Untuk membuat pecel semanggi daun semanggi bukan direbus, melainkan dilayukan dalam wajan panas hingga warnanya hijau kecokelatan. Pecel semanggi enak dimakan dengan nasi putih atau lontong.
Sumber:detik.com